Canda tawa, kegembiraan terpancar dari anak-anak bangsari saat jawara itu mendatangi, berkunjung, bersosialisasi kepada para anak-anak yang mendapatkan sumbangan dari program pendidikan bloggers for bangsari berupa kambing, namun tidak hanya itu saja mereka yang belum ataupun tidak mendapatkan pun ikutan sorak sorai. Sampai-sampai setelah bubaran TPA mereka membuntuti saya satu persatu .
[salah satu sekolah yang sekaligus TPQ, Pesantren]
Meskipun ada beberapa yang sampai saat ditanyakan apa cita-cita nya kelak *jawabannnya “DiaMm SeeRIBU BaHaSsA” atau bahkan tak punya cita- cita karena cukup bisa hidup saja sudah sangat bersyukurnya mereka *masya ALLAH*
Tidak cuma anak-anak bangsari saja yang di wawancari,
Juragan kambing ikut mengumukkan suaranya.
Bapak Misri selaku pelaksana program bloggers for bangsari juga melaporkan hasil bloggers for bangsari secara rinci.
Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Gembong selaku guru SMP di tsanawiyah ini, “ murid-murid saya kadang belum sampai lulus ujian sudah keluar alesannya macam-macam antara lain keluar tidak sekolah lagi hanya karena harus menggantikan ibunya menjadi TKW di Malaysia, malah ada lagi gara-gara di pengaruhi orang tua nya supaya tidak usah sekolah karena dianggapnya memakan biaya cukup besar lebih baik bekerja di negeri orang [TKW] dapat duit banyak tanpa harus mikir apa itu pelajaran yang membuat pusing kepala.”
Mayoritas penduduk bangsari hidup dari pekerjaan bertani, berladang,ada yang menjadi buruh karena tak punya sawah maupun ladang dan mentok nya TKW, karena mereka sudah bosan miskin pasrah lebih baik daripada berangan-angan karena bisa makan untuk besok saja mereka sudah syukur..
eh tak sengajah mergokin ada orang yang dapat hasil buruannya
Berdirinya pesantren di hampir tiap wilayah desa bangsari ini membuat penduduk bangsari cukup ilmu tentang agama ISLAMnya, jadi hampir tak ditemukan seorang yang berpakaian seronok. Kalaupun itu ada tapi itu pasti bukan selamanya tinggal di bangsari, biasanya mereka itu merantau ke luar dari desa bangsari.
Sampai-sampai aku tak bisa membedakan orang desa bangsari itu, karena mereka wajahnya hampir sama semua.Panasnya tak terasa namun cukup membuat kami menghitam kulitnya sewaktu memulang dari sosilisasi bloggers for bangsari ini.
pose-nya Amin Ridho udah kaya model yha..
saefulloh takud difoto minta ditemenin bapaknya
selain itu dia ingin bercita-cita menjadi seorang olahragawan ato binaragawan yha?? coba tengoklah lengan nya sekekar ade rai..
Rubangi [baju oranges]
*hampir tak bisa dibedakan antara rumah tinggal dan kandang kambing*
yasrofi dengan tubuh yang kekar, punya cita-cita mulia ingin menjadi teknik mesin dan ingin membangun desa bangsari.
meskipun dia seorang perempuan, namun wifayatul amani tak kalah semangatnya merawat kambingnya, mau ngarit mencari rumput dan sekolah membuatnya semankin semangat belajar. Yang masih malu-malu untuk menyebutkan cita-citanya.
Untuk itu ide dari bloggers for bangsari ini membuat gebrakan baru supaya persepsi para penerus bangsari itu tidak usah lagi bercita-cita ke luar negeri yang hanya menjadi seorang TKW kasar di negeri orang namun mereka di beri arahan supaya mempunyai cita-cita semangat belajar dedikasi tinggi demi memajukan desa mereka sendiri. Kalau tidak di mulai dari kesadaran kita siapa lagi yang mau peduli dengan saudara – saudara kita??